• Beranda
  • Tentang Rosid
  • Kebijakan Penggunaan
  • Disclosure
  • Hubungi
No Result
View All Result
JURNAL ROSID
  • Bisnis
  • Gadget
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Metropolitan
  • Teknologi
  • Travelling
JURNAL ROSID
  • Bisnis
  • Gadget
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Metropolitan
  • Teknologi
  • Travelling
No Result
View All Result
JURNAL ROSID
Home Humaniora

Menelisik Krisis Kaderisasi Partai

Rosid by Rosid
31 Januari 2013
in Humaniora
Reading Time: 3 mins read
4
Kader Partai
30
SHARES
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan di WhatsApp

Masih ‘keren’ kah menjadi kader partai? Pertanyaan tersebut terlontar ketika kita berada pada iklim pengkaderan partai yang bisa dibilang memasuki era krisis.

Jawabannya tentu saja bukan dengan kata ‘keren’ atau ‘tidak keren’. Butuh jawaban dengan penjabaran nyata, karena ini sudah ibarat tantangan yang menguji seberapa cerdas dan serius sebuah partai dalam menjalankan kaderisasi. Kaderasisasi yang tidak hanya menekankan pada doktrin dan pengkultusan sosok pemimpin.

Kegagalan proses kaderisasi partai di Indonesia menjadi makin tampak ketika mulai memasuki babak tahun politik. Partai-partai lebih intens menyasar kalangan selebritis sebagai ‘kader karbitan’ untuk didudukan di kursi legislatif, ketimbang melihat potensi kader binaan. Antara takut kalah dan mengakui ketidakmpuan dalam pengkaderan jadi satu paket yang tidak bisa dipisahkan.

Secara aturan hukum memang tidak salah, apalagi kalau tolok ukurnya lagi-lagi mentok di Pasal 43 Ayat (1) UU 39/1999 tentang HAM ; “Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak.”. Tapi jika dilihat secara moral dan fungsi struktural kepartaian, tentu ini sebuah cacat.

Kader yang cerdas, bisa saja ia akan merasa sakit hati jika bertahun-tahun mengabdi menjadi bemper paling depan untuk berhadapan dengan konstituen, tapi tidak pernah merasakan adanya peningkatan posisi kedudukan di partai. Aneh rasanya jika ada ‘kutu loncat’ dari partai lain yang baru beberapa hari menyatakan bergabung langsung mendapatkan kedudukan strategis di partai.

Krisis Kaderisasi Partai: Pengurus Teras Lemah Daya Intai

Bicara politik tentu saja bicara strategi (siyasah). Bicara strategi sudah pasti berbicara kekuatan lawan dan kawan. Bagaimana mungkin sebuah partai tahu kekuatan diri sendiri kalau untuk ‘berperang’ pun memilih prajurit dadakan yang sama sekali masih buta dengan ruh partai. Demi obsesi sesaat lalu rela diri (partainya) menjadi timbul – tenggelam – timbul – tenggelam – lalu kelelep.

Pengkaderan adalah soal keberlangsungan hidup partai untuk jangka panjang. Maka dari itu, partai harus menguatkan daya intai yang tidak hanya ke luar, tapi juga ke dalam. Gaya-gaya elitis harus ditinggalkan, karena bagaimanpun, cepat atau lambat, dengan peran pemerintah atau tidak, masyarakat akan semakin cerdas dan makin jijik dengan strategi politik elitis. Disinilah pengkaderan yang sehat akan menjadikan partai lebih membumi.

Strategi politik yang elitis dan acuh terhadap fungsi pengkaderan, jika pada saatnya ‘gong perang’ ditabuh hanya akan melahirkan langkah-langkah perjuangan azas manfaat. Penentuan calon wakil dadakan imbasnya melahirkan kader/relawan dadakan pula. Sulit untuk dihindarkan, akhirnya kekuatan uanglah yang menjadi tenaga. Jangan kaget, ketika di kemudian waktu kekuatan uang juga yang akan membinasakannya.

Runtuhnya Mental Kader Karena Lemahnya Sosok Kepemimpinan

Kita bayangkan sejenak; ada sebuah partai yang mempunyai kader-kader luar biasa loyal. Karena doktrin yang kuat (semisal pengabdian di partai adalah sebuah ibadah), dengan senang hati alih-alih mendapatkan uang dari partai justru mereka rela menyisihkan uang untuk membesarkan partai (karena itu bagian dari pengabdian).

Itu baru bicara materil, apalagi soal moril. Tanpa sungkan dan ragu, dengan senang hati mereka juga yakinkan masyarakat luas bahwa partai yang diikutinya adalah partai yang kredibel dan tepat untuk dipilih pada pemilu. Bukti ‘kesehatan’ partai tersebut diaplikasikan oleh sang kader dalam kehidupan sehari-hari. Ia posisikan diri bahwa ketika orang lain melihat tindak-tanduknya, seolah-olah yang dilihat itu adalah perwujudan dari partai.

Kurang lebih, mindset yang terbentuk di benak masyarakat bisa jadi “Oooo… ternyata orang-orang partai ‘anu’ baik-baik ya, berarti partainya memang punya visi yang baik”.

Di sini siapapun akan melihat bahwa partai sanggup membentuk kader yang mampu mempresentasikan partainya melalui tindakan nyata dan perilaku sehari-hari. Luar biasa bukan peran sang kader?

Tapi, apa jadinya jika pucuk pimpinan tertinggi partai tersebut berbuat kesalahn yang fatal ?

Telak, rasa sakit tidak hanya mengoyak-ngoyak popularitas partai, tapi juga menusuk satu-persatu jantung kader partai yang sudah sedemikian rupanya mengharumnkan nama partai.

Jutaan kader yang pasang badan sebagai benteng penjelmaan partai, seolah runtuh seketika hanya karena “noda setitik pekat air se lautan“.

Satu dosa –kader– ujung tombak partai (di tingkatan paling bawah), belum tentu ditanggung oleh petinggi partai. Tapi satu dosa petinggi partai, maka semua wajah kader harus menanggung malunya.

Kaderisasi partai yang gagal dan hanya melahirkan wakil-wakil serta pemimpin rakyat yang bermantal jegal dan jagal, pada akhirnya akan mengantarkan masyarakat Indonesia pada situasi yang apatis.

Jika partai total kehilangan kepercayaan, niscaya Indonesia terancam mengalami kegagalan konstitusional. Akhir yang dikhawatirkan, semua harus diawali dari nol yang sangat dimungkinkan akan disertai dengan resistensi menyakitkan.

Share12Tweet8Send
Previous Post

Library Cafe, Inovasi Cerdas dan Mencerdaskan

Next Post

Chelsea Kunjungi Indonesia 5 Juli 2013

Rosid

Rosid

Belajar Ngeblog dari 2008 | Web Master | Urang Sunda | Bobotoh Persib | Seorang Ayah | Suami dari www.mariana.my.id

Related Posts

Berteman dengan Ikhlas

Berteman dengan Ikhlas

by Rosid
24 Juli 2016
0

Pertemanan saya dikelilingi oleh orang-orang yang sangat baik, saking baiknya... mungkin kata "saudara" jadi lebih sepadan dibanding kata "teman". Seberapa baik?...

Obat Ampuh Untuk Galau Kronis

by Rosid
16 April 2012
0

Berbicara soal galau menggalau, kali ini saya mencoba ingin berbagi...

Next Post
Chelsea Indonesia Suporter Club

Chelsea Kunjungi Indonesia 5 Juli 2013

Bank Mandiri, Dedikasi Inovatif Menuju Prestasi Mandiri

Bank Mandiri, Dedikasi Inovatif Menuju Prestasi Mandiri

Discussion about this post

Load WordPress Sites in as fast as 37ms!

TERBARU

Transisi Meterai 10000, Meterai 6000 dan 3000 Masih Belaku di 2021 (compress)

Transisi Meterai 10000, Meterai 6000 dan 3000 Masih Belaku di 2021!

5 Januari 2021
3 Cara Mengurangi Ukuran atau Mengompres File PDF

3 Cara Mengurangi Ukuran atau Mengompres File PDF

13 November 2020
Pengalaman Ganti Paket Indihome dari Dual Play ke Single Play

Gara-gara TV Android, Jadi Ganti Paket Indihome dari Dual Play ke Single Play (Internet Only!)

20 Agustus 2020
5 Panel Hosting Alternatif cPanel Gratis Terbaru (Gak Mainstream!)

5 Panel Hosting Alternatif cPanel Gratis Terbaru (Gak Mainstream!)

19 Agustus 2020
Rahasia Jualan Bakso dan Mi Ayam

7 Rahasia Jualan Bakso dan Mi Ayam Ini Ternyata Jarang Disadari!

18 Agustus 2020

Populer Pekan Ini

  • Cara Copy Paste Tulisan Dari Web yang Dikunci

    Cara Copy Paste Tulisan Dari Web yang Dikunci

    14231 shares
    Share 5692 Tweet 3558
  • Pengalaman Membuat Surat Keterangan Bebas Narkoba dan Surat Keterangan Tidak Buta Warna di RSUD Pasar Minggu

    694 shares
    Share 278 Tweet 174
  • Melipir ke Air Terjun Curug Cilember

    76 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Bank Mandiri, Dedikasi Inovatif Menuju Prestasi Mandiri

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Library Cafe, Inovasi Cerdas dan Mencerdaskan

    112 shares
    Share 45 Tweet 28
  • MEGA, Pilihan Utama Layanan Cloud Storage Selain Dropbox

    171 shares
    Share 68 Tweet 43
  • Menggali Potensi Ekowisata Sungai Ciliwung Bersama Blue Bird Group

    84 shares
    Share 34 Tweet 21
  • Dodongkal, Satu Lagi dari Kuliner Tradisional

    304 shares
    Share 122 Tweet 76

DMCA.com Protection Status

Kecuali disebutkan secara khusus, artikel pada blog JURNAL ROSID didistribusikan dengan lisensi Creative Commons Atribusi Non Komersial (CC-BY-NC)

2011 - 2021 | dengan menggunakan ditenagai server

No Result
View All Result
  • Bisnis
  • Gadget
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Metropolitan
  • Teknologi
  • Travelling

CC-BY-NC 2011-2020 | Dibuat Dengan ❤