[dropcap type=”circle” color=”#ffffff” background=”#000000″]L[/dropcap]
etak geografis Indonesia yang strategis berada di antara samudera Hindia dan Pasifik serta benua Asia dan Australia menjadi berkah tersendiri bagi keanekaragaman fauna Indonesia. Ditopang oleh wilayah yang luas dan beriklim tropis menjadikan Indonesia sebagai satu dari tiga negara terbesar yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna.
Tingginya keanekaragaman Indonesia disebabkan oleh Garis Wallace yang membentang di Indonesia. Garis Wallace merupakan garis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dan Australasia. Bagian barat dari garis ini berhubungan dengan spesies Asia, sedangkan di timur kebanyakan berhubungan dengan spesies Australia. Garis ini diberi nama sesuai nama penemunya, Alfred Russel Wallace, yang menyadari perbedaan yang jelas pada saat dia berkunjung ke Hindia Timur pada abad ke-19.
Salah satu jenis fauna yang kontras perbedaannya sesuai Garis Wallace adalah fauna jenis burung.
Untuk mengenali lebih dekat berbagai jenis burung di Indonesia yang terbagi ke dalam dua zona ; Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur, sebetulnya kita tidak harus menjelajahnya dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu hutan ke hutan berikutnya, atau dari Sabang sampai Merauke. Sejak 27 April 1987, melalui Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Ibu Tien Soeharto telah menggagas taman burung yang terdiri dari 9 sangkar kubah raksasa dan dibagi ke dalam 2 zona sesuai Garis Wallace.
Kubah paling besar bergaris tengah 68 meter dengan ketinggian 30 meter, sedangkan yang paling kecil bergaris tengah 20 meter dengan ketinggian 9 meter. Tidak hanya itu, di Taman Burung ini juga dilengkapi dengan museum yang mendokumentasikan riwayat dan pengetahuan umum seputar burung yang ada di Indonesia.
Sesuai zonanya, 2 blok kubah diberi nama Kubah Barat (KB) dan Kubah Timur (KT). Dengan cara begini, siapapun, baik anak-anak maupun orang dewasa, akan lebih diberikan kemudahan untuk mengenali berbagi jenis burung sesuai sebarannya.
Tercatat, di Taman Burung TMII ada 312 jenis dengan jumlah ribuan ekor dan menjadikannya sebagai pusat koleksi burung terlengkap di Indonesia. Pantas saja, kalau Taman Burung TMII tidak hanya sering dijadikan sebagai tempat rekreasi dan edukasi, tapi juga gelaran lomba burung.
Masuk ke Dalam Sangkar Raksasa
Di dalam sangkar, suasananya sangat sejuk. TMII menatanya sedemikian rupa sehingga dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya di alam bebas. Sebagai tata tertib, ada hal yang wajib ditaati oleh kita sebagai pengunjung, yaitu :
[message_box title=”Ketentuan Wajib di Taman Burung TMII” color=”red”]
- Jangan memberi makan burung
- Jangan merokok
- Matikan radio / pemutar music
- Jangan mengganggu/mempermainkan burung. Karena selain memberikan dampak negative pada burung, juga dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. [/message_box]
Kubah Barat adalah sangkar raksasa yang pertama saya masuki. Di Kubah Barat ini kita akan menemukan berbagai jenis burung (yang di antaranya) dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Madura, Bali, dan berbagai pulai lainnya yang masuk ke dalam zona ini. Antara lain Elang Jawa, Elang Bondol, Beo, Merak, Jalak Bali, Rangkong, Jalak, Nias, Betet, Gelatik, dan lain sebagainya.
Dari Kubah Barat saya Bergeser ke Kubah Timur. Melewati lorong gua buatan yang ternyata di dalamnya ada warung jajanan dan toilet. Dari Celah gua kecil ini juga tersaji pemandangan danau kecil yang mempesona menjadi tempat berenang angsa.
Di Kubah Timur terdapat ratusan jenis burung dari wilayah Indonesia bagian timur. Atau jika menurut Garis Wallace disebut juga sebagai zona spesies Australasia. Derah-daerah yang tercakup ke dalam wilayah ini adalah Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Papua, Pulau Halmahera, Pulau Seram, Pulau Aru, Pulau Buru, dan ribuan pulau lainnya.
Di blok Kubah Timur, postur burungnya cenderung lebih besar. Yang paling besar adalah burung endemik Papua, yaitu Kasuari yang besarnya menurut saya menyamai domba Garut. Di samping kandang Kasuari ada kandang burung Pelikan, melihit paruh Pelikan ini bikin ngilu begitu tiba-tiba terbayang dipatuk paruhnya. Mungkin karena saking besarnya-lah membuat burung-burung giant ini dikandangkan terpisah di luar kubah utama.
Di Kubah Timur saya mengalami kejadian lucu. Lagi asyik-asyik motret burung Merpati, tanpa sadar ternyata di hadapan saya ada Kalkun yang sudah meregangkan bulu-bulunya siap mematok. Kocaknya lagi dia terus ngikutin kemana saya melangkah. Alhasil, jadi sayanya yang ke takutan.
Akses ke Taman Burung tidak lah sulit juga tidak mahal, dengan tiket seharga 20 ribu rupiah saya bisa mengeksplor pengetahuan seputar burung se nusantara sepuasnya. Dari gerbang utama TMII kita tinggal lurus saja ke bagian paling belakang. Perhatikan peta berikut, Taman Burung ada ditandai dengan nomor 32 :
Taman Burung TMII
Kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur
Telp :021-8409214, 8409210, 8409270, 8409236, 8409239O
Senin s/d Jumat: pukul 09.00-16.30 WIB
Sabtu, Minggu & Hariu Libur Nasional: 09.00-17.30 WIB
Discussion about this post