• Beranda
  • Tentang Rosid
  • Kebijakan Penggunaan
  • Disclosure
  • Hubungi
No Result
View All Result
JURNAL ROSID
  • Bisnis
  • Gadget
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Metropolitan
  • Teknologi
  • Travelling
JURNAL ROSID
  • Bisnis
  • Gadget
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Metropolitan
  • Teknologi
  • Travelling
No Result
View All Result
JURNAL ROSID
Home Travelling

Menggali Potensi Ekowisata Sungai Ciliwung Bersama Blue Bird Group

Rosid by Rosid
31 Juli 2012
in Travelling
Reading Time: 7 mins read
0
Menggali Potensi Ekowisata Sungai Ciliwung Bersama Blue Bird Group
84
SHARES
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan di WhatsApp

Ekowisata atau yang dikenal juga dengan istilah ecotourism memang belum begitu populer di telinga kita. Padahal, secara tidak langsung ini adalah salah satu jenis pariwisata yang paling digandrungi oleh masyarakat kita.

Ekowisata merupakan konsep pariwisata yang menitikberatkan pada pesona alam yang indah dan menarik bagi siapapun yang mengunjunginya. Dimana ada kekayaan alam, harmoni lingkungan, dan tentu saja keberlangsungan (sustainable) didalamnya.

Gathering Media dan Komunitas Blue Bird Group 2012 (Dokumen Pribadi)
Gathering Media dan Komunitas Blue Bird Group 2012 (Dokumen Pribadi)

Bagi Indonesia, negara yang memiliki potensi alam yang luar biasa, sudah sangat jelas bahwa peluang ekowisata ada didepan mata. Akan tetapi bisa hilang begitu saja ketika kita tidak dengan segera menangkapnya.

Peluang ekowisata tidak hanya dilihat dari sisi finansial, tetapi ada keuntungan lain yang jauh lebih penting daripada itu, yaitu kesimbangan, keberlangsungan, dan kelestarian alam. Inilah dunia wisata yang “sambil menyelam minum air”, disatu sisi menawarkan keuntungan perekonomian, dan disisi lain juga menjaga keberlangsungan.

Dengan konsep ekowisata, masyarakat akan dibawa ke arah penyadaran bahwa kekayaan alam yang ada tidak hanya cukup dengan dibanggakan apalagi dihancurkan, tapi juga harus dijaga dan dilindungi. Karena, itulah masa depan keseimbangan hidup kita. Itulah masa depan perekonomian kita. Itulah masa depan kenyamanan kita. 

Melihat begitu ‘menjanjikannya’ potensi ekowisata dimasa depan dengan dilihat dari segala sudut pandang. Pada tanggal 14 Juli 2012 saya dan teman-teman blogger beserta awak media masa berkesempatan ambil bagian pada acara Gathering Media dan Komunitas yang diselenggarakan oleh Blue Bird Group untuk meng-explorite (exploration and write) usaha penyelematan lingkungan yang mengarah kepada ekowisata di sepanjang Sungai Ciliwung.

Kenapa Harus Sungai Ciliwung ?

Disinilah letak keunikannya menurut saya pribadi ketika menelisik niatan Blue Bird Group yang berkeinginan menjadikan Sungai Ciliwung sebagai obyek ekowisata.

Umumnya orang akan berpikir dua kali bahkan lebih begitu mengaitkan aktivitas pariwisata dengan Sungai Ciliwung. Sangat tidak identik antara kata “pariwisata” dan “Sungai Ciliwung”, karena begitu mendengar kata “Ciliwung” yang hadir dalam benak pikiran kita adalah sebuah sungai yang sangat kotor, berwarna hitam pekat, dan gumpalan-gumpalan sampah disepanjang pesisirnya.

[one_half] [testimonial company=”Head of Public Relation Blue Bird Group” author=”Teguh Wijayanto” image=”http://rosid.net/wp-content/uploads/2012/07/Teguh-Wijayanto.jpg”]Sungai Ciliwung sangat cocok untuk dijadikan ikon karena Sungai Ciliwung memiliki peran besar untuk lingkungan Jakarta[/testimonial] [/one_half]

Inilah hebatnya konsep ekowisata, karena dituntut untuk indah dan bersih agar bisa menjadi obyek wisata, mau tidak mau Sungai Ciliwung harus ‘divermak’ sedemikian rupa supaya mampu menyajikan diri sebagai wahana alam yang patut dikunjungi.

Sungai Ciliwung dijadikan pilihan utama karena sungai ini merupakan urat nadi-nya Jakarta, yang jika berhasil dijadikan objek ekowisata maka tidak hanya memberikan efek positif perekonomian, tapi juga menjadi penyelamat keberlangsungan ibukota. 

Memasyarakatkan Rantai Potensi Ekowisata Sungai Ciliwung

Dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip ekowisata ; tentang menyatukan konservasi, masyarakat, dan kehidupan yang berkelanjutan. Ini berarti bahwa mereka yang melaksanakan dan berpartisipasi dalam kegiatan ekowisata harus mengikuti prinsip-prinsip ekowisata berikut :

  • Minimalkan dampak.

  • Membangun kesadaran lingkungan dan budaya rasa hormat.

  • Menyediakan pengalaman positif baik untuk pengunjung maupun pengelola.

  • Memberikan manfaat keuangan secara langsung untuk konservasi.

  • Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat setempat.

  • Meningkatkan kepekaan untuk menjadi tuan rumah bagi iklim negara, politik, lingkungan, dan sosial.

Jika dilihat dari prinsip-prinsip diatas, ekowisata memiliki perbedaan yang mendasar dibanding obyek-obyek pariwisata lainnya di wilayah perkotaan. Ekowisata memiliki keterkaitan antara keuntungan finansial dan keuntungan ekologis. 

Gambarannya begini :

[quote]Sungai Ciliwung tidak akan memiliki daya tarik untuk dikunjungi jika tidak bersih, sehat, dan nyaman. Oleh karena itu jika masyarakat sekitar ingin mendapatkan keuntungan dari pariwisata di Sungai Ciliwung maka harus menjadi pemeran utama dalam menjaga kelestarian Sungai Ciliwung. [/quote]

Inilah sebuah rantai potensi yang lebih dari sekedar simbiosis mutualism antara masyarakat dengan Sungai Ciliwung. Sehingga menjadi wajib hukumnya untuk memberikan pemahaman dan penyadaran terhadap masyarakat.

Kita bisa berkaca dari pariwisata Bali. Yang menjadi menarik dari Bali adalah kekhasannya. Sehingga mau tidak mau masyarakat Bali tetap melestarikan kekhasan tersebut, karena itulah yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat disana. Demikian juga hal-nya dengan ekowisata.

Sinergitas “Si Burung Biru” dan “Si Pembiru” 

Saya acungi jempol terhadap itikad “Si Burung Biru” Blue Bird Grup untuk mengarahkan kekuatan perusahaannya dalam mengusung tema Green Social for Save Ciliwung. Sebuah gagasan yang tidak sepele ketika bertekad menjadikan sebuah sungai dengan panjang sekitar 120 km dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) sekitar 320 km2 menjadi kawasan hijau dan alternatif wisata alam di tengah ibukota.

Sadar bahwa masyarakatlah yang harus menjadi pemeran utama dengan disertai penuh kepedulian, Blue Bird berisnergi dengan berbagai elemen “Si Pembiru” disekitar Sungai Ciliwung, salah satunya adalah Komunitas Ciliwung.

Kenapa saya sebut “Si Pembiru” ?

Karena niat tulus mereka yang disertai dengan kesadaran dalam menjaga kelestarian alam telah memberi peran dalam menjaga ekosistem dan keberlangsungan, yang secara langsung melindungi langit kita tetap berwarna biru, tidak menjadi hitam pekat oleh gumpalan kelabunya polusi. 

Selain dibuka dengan pertunjukan Silat Betawi yang berisi pesan-pesan moral tentang upaya menjaga kebersihan sungai -yang adegan demi adegannya disisipi candaan dan pantun khas Betawi mengundang gelak tawa-, pada kegiatan yang berpusat di Kebun Konservasi Tumbuhan Balekambang – Condet tersebut juga dihadirkan teman-teman dari Sinoux – Lembaga Studi Ular Indonesia, yang berbagi pengalaman dan pemahaman tentang karaketristik ular-ular asli Indonesia yang sering disikapai keliru oleh masyarakat Indonesia.

Alam Tenang Masyarakat Senang 

Upaya Blue Bird Group dan Komunitas Ciliwung yang secara perlahan-lahan terus merubah wajah Sungai Ciliwung mulai memberikan dampak positif, setidaknya itu tergambar di Kebun Konservasi Tumbuhan Balekambang – Condet. 

Lingkungan yang asri, hijau, dan sejuk menjadikannya tempat yang nyaman bagi masyarakat sekitar untuk menikmati ketenangan ditengah kesemrawutan ibukota. 

Apalagi dengan tersedianya fasilitas free Wi-Fi, dikala senggang, tempat ini memberikan nuansa inspiratif tersendiri bagi pemuda-pemudi sekitar untuk berkreasi, semisal ruang belajar terbuka dan membuat kerajinan anyaman dari daur ulang koran bekas. Hemhhh… lagi-lagi begitu bersahabat dengan alam.

Sungai yang tidak terlalu kotorpun menjadi wahana bermain gratis bagi anak-anak sekitar untuk berenang tanpa rasa khawatir gatal-gatal. Tidak ada jaminan memang untuk tidak menimbulkan penyakit akibat berenang di sungai, tapi ini adalah satu gambaran bahwa ada setumpuk harapan dari generasi kita untuk dapat menikmati sajian warisan alamiah lingkungan. 

Senang rasanya bisa ambil bagian dalam mengkampanyekan potensi ekowisata Sungai Ciliwung, walaupun baru sebatas postingan di blog. Saya tidak bisa membayangkan betapa lebih bahagianya teman di sekitaran Sungai Ciliwung dan teman-teman di Blue Bird Group yang terus bekerja keras membersihkan Sungai Ciliwung dan hasilnya dapat dinikmati oleh banyak orang.

Semoga secuil tulisan ini dapat menginspirasi kita semua untuk turut ambil bagian lebih konkrit dalam mewujudkan ekowisata di Sungai Ciliwung khususnya, dan tempat-tempat lain umumnya.

 

Share34Tweet21Send
Previous Post

Menginovasi Proses Pertumbuhan Anak Dengan Susu Halal

Next Post

Hindari Antrian Panjang Tiket Kereta Api dengan Call Center 121

Rosid

Rosid

Belajar Ngeblog dari 2008 | Web Master | Urang Sunda | Bobotoh Persib | Seorang Ayah | Suami dari www.mariana.my.id

Related Posts

Jelajah Wisata Budaya dan Sejarah di Sepanjang Jalur Kereta Jawa

Jelajah Wisata Budaya dan Sejarah di Jalur Kereta Jawa

by Rosid
21 Agustus 2019
0

Wisata budaya dan sejarah dengan menggunakan kereta api akan membawa kita ke nuansa masa silam Indonesia, khususnya tanah Jawa

Kota Wisata yang Baik

Tandanya Sebuah Kota Layak Disebut Kota Wisata yang Baik dan Ideal

by Rosid
7 November 2017
0

Pariwisata telah menjadi komoditi pendapatan yang tidak lagi alternatif. Bahkan negara-negar petro dolar di Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab...

Next Post
Hindari Antrian Panjang Tiket Kereta Api dengan Call Center 121

Hindari Antrian Panjang Tiket Kereta Api dengan Call Center 121

Hari Korespondensi Internasional : Refleksi Kebangkitan Pos Indonesia

Hari Korespondensi Internasional : Refleksi Kebangkitan Pos Indonesia

Discussion about this post

Load WordPress Sites in as fast as 37ms!

TERBARU

Transisi Meterai 10000, Meterai 6000 dan 3000 Masih Belaku di 2021 (compress)

Transisi Meterai 10000, Meterai 6000 dan 3000 Masih Belaku di 2021!

5 Januari 2021
3 Cara Mengurangi Ukuran atau Mengompres File PDF

3 Cara Mengurangi Ukuran atau Mengompres File PDF

13 November 2020
Pengalaman Ganti Paket Indihome dari Dual Play ke Single Play

Gara-gara TV Android, Jadi Ganti Paket Indihome dari Dual Play ke Single Play (Internet Only!)

20 Agustus 2020
5 Panel Hosting Alternatif cPanel Gratis Terbaru (Gak Mainstream!)

5 Panel Hosting Alternatif cPanel Gratis Terbaru (Gak Mainstream!)

19 Agustus 2020
Rahasia Jualan Bakso dan Mi Ayam

7 Rahasia Jualan Bakso dan Mi Ayam Ini Ternyata Jarang Disadari!

18 Agustus 2020

Populer Pekan Ini

  • Cara Copy Paste Tulisan Dari Web yang Dikunci

    Cara Copy Paste Tulisan Dari Web yang Dikunci

    14231 shares
    Share 5692 Tweet 3558
  • Pengalaman Membuat Surat Keterangan Bebas Narkoba dan Surat Keterangan Tidak Buta Warna di RSUD Pasar Minggu

    694 shares
    Share 278 Tweet 174
  • Melipir ke Air Terjun Curug Cilember

    76 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Bank Mandiri, Dedikasi Inovatif Menuju Prestasi Mandiri

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Library Cafe, Inovasi Cerdas dan Mencerdaskan

    112 shares
    Share 45 Tweet 28
  • MEGA, Pilihan Utama Layanan Cloud Storage Selain Dropbox

    171 shares
    Share 68 Tweet 43
  • Menggali Potensi Ekowisata Sungai Ciliwung Bersama Blue Bird Group

    84 shares
    Share 34 Tweet 21
  • Dodongkal, Satu Lagi dari Kuliner Tradisional

    304 shares
    Share 122 Tweet 76

DMCA.com Protection Status

Kecuali disebutkan secara khusus, artikel pada blog JURNAL ROSID didistribusikan dengan lisensi Creative Commons Atribusi Non Komersial (CC-BY-NC)

2011 - 2021 | dengan menggunakan ditenagai server

No Result
View All Result
  • Bisnis
  • Gadget
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Metropolitan
  • Teknologi
  • Travelling

CC-BY-NC 2011-2020 | Dibuat Dengan ❤