Ledakan animo peserta yang luar biasa berikut dengan ide-idenya yang brilian, membuat dewan juri yang terdiri dari para profesional di jagad kreatif digital (antara lain : Andrew Darwis (Founder & Chief Technical Officer Kaskus Networks), Raditya Dika (Penulis & Blogger), Selina Limman (Founder & CEO Urbanesia), Budiono Darsono (Co-Founder & Editor-In Chief Detik.Com) dan Rene L. Pattiradjawane (Wartawan IT Senior)) harus lebih ketat dan teliti dalam menjaring 1.149 ide aplikasi yang masuk.
Mengawali proses penjurian dari tanggal 20 Februari 2013, Djarum Black Apps Competition resmi finish pada tanggal 29 Juni 2013.
Sebagai catatan khusus ; banyaknya ide aplikasi yang masuk dan ternyata menghasilkan voters 6.462 orang menunjukan bahwa masyarakat kita sebetulnya sangat kreatif. Tinggal seberapa besar kepedulian kita menjaring potensi yang luar biasa itu.
1.149 ide aplikasi yang masuk selanjutnya memasuki seleksi tahap awal, sehingga dikerucutkan menjadi 50 finalis. Saya yakin, di tahapan ini saja dewan juri sudah sangat kesulitan ketika mempertimbangkan ide aplikasi mana dari yang jumlahnya ribuan itu harus ‘diperas’ menjadi 50 yang benar-benar pilihan.
Dengan mengutamakan ide aplikasi mobile yang orisinil, menyenangkan, mudah untuk dipakai, memiliki nilai komersil, memiliki daya tarik dan mengikutsertakan kualitas serta realisasi, 50 entri yang lolos tahap satu disaring lagi menjadi 11 finalis. Kesebelas finalis ini memiliki karakter yang sesuai dengan masing-masing kategori edutainment atau entertainment, social network, games dan productivity.
Kesebelas orang berikut dengan idenya yang terpilih sebagai finalis, selanjutnya harus menyampaikan presentasi ide karya mereka di hadapan dewan juri tanggal 6 Maret 2013, bertempat di Hotel Grand Kemang, Jakarta.
Kesebelas finalis tersebut adalah :
Nama |
Asal |
Nama Apps |
Fikri Firdiansyah |
DKI Jakarta |
DOKUTOWN |
Ias Ari Mahaputra Naibaho |
DKI Jakarta |
SILAT ACADEMY |
Sandy Colondam |
DKI Jakarta |
BLOODMOB |
Fahri Ali Imran |
DKI Jakarta |
C.E.L.I.A |
Padhu Waskitha Adiraharja |
DKI Jakarta |
SMURT |
Cepi Burhan |
Bekasi, Jawa Barat |
ZIGNA |
Tirta Adi Gunawan |
Tangerang, Banten |
HEALTH SUPPORTER |
Maximillian Audrey |
Sidoarjo, Jawa Timur |
TUTWURI |
Danu K Wardhana |
Yogyakarta |
WISDOMP |
Apris Sugianto Sudrajat |
Cilacap, Jawa Tengah |
KUDA LUMPING |
Yonas Rahendanu |
Salatiga, Jawa Tengah |
EMBA |
Puncaknya bertempat di Cilandak Town Square, dalam sebuah arena Djarum Black Apps Competition Awarding, diumumkanlah 4 pemenang yang berhak atas hadiah uang tunai masing-masing Rp. 25.000.000,00 dan 1 favorit dengan hadiah uang tunain Rp. 10.000.000,00. Keempat pemenang Djarum Black Apps Competition 2013 adalah :
Nama |
Asal |
Nama Apps |
Sandy Colondam |
DKI Jakarta |
BLOODMOB |
Maximillian Audrey |
Sidoarjo, Jawa Timur |
TUTWURI |
Apris Sugianto Sudrajat |
Cilacap, Jawa Tengah |
KUDA LUMPING |
Yonas Rahendanu |
Salatiga, Jawa Tengah |
EMBA (Emergency Button Apps) |
Favorit |
||
Ias Ari Mahaputra Naibaho |
DKI Jakarta |
SILAT ACADEMY |
Sekilas tentang aplikasi-aplikasi yang berhasil menjadi jawara di ajang Djarum Black Apps Competition Awarding :
[tab]
[tab_item title=”BLOODMOB”]Mempermudah pencarian donor darah dan orang-orang yang membutuhkan darah.[/tab_item]
[tab_item title=”TUTWURI”]Aplikasi yang berfungsi untuk membantu Anda dalam mencari informasi beasiswa.[/tab_item]
[tab_item title=”KUDA LUMPING”]Game seru yang tidak hanya mengambil nama dari salah satu permainan tradisional Indonesia yang lumayan horror. Tapi juga karakter permainannyapun mengadopsi Kuda Lumping.[/tab_item]
[tab_item title=”EMBA”]Dalam keadaan darurat, aplikasi ini dapat mengirim pesan permintaan bantuan secara otomatis sekaligus menunjukan lokasi terkini melalui SMS, Email, Facebook, dan Twitter yang bisa kita atur sendiri penerimanya.[/tab_item]
[/tab]
Sesuai komitmen penyelenggara, semuanya kini sudah bisa didownload di Google Playstore, KLIK DISINI
Layak Diadopsi Pihak Berwajib
Sebelum saya posting tulisan ini, ada satu draf tulisan yang hanya tinggal beberapa paragraf lagi untuk saya publis. Judulnya kurang lebih begini ; “Kalau Bluebird Saja Bisa, Kenapa Polisi Tidak ?”.
Ini merujuk pada satu aplikasi reservasi milik perusahaan taksi Blue Bird, dimana dengan aplikasi tersebut kita bisa memesan taksi hanya dalam beberapa menit (pengalaman saya tidak sampai 5 menit) untuk datang ke titik lokasi kita berada.
Dari situ saya punya khayalan, kenapa pihak kepolisian dan pihak-pihak berwajib lainnya tidak memiliki aplikasi semacam ini ?, mengikuti canggihnya perkembangan zaman hanya dengan beberapa ‘klik’ permintaan bantuan, dengan waktu yang cepat pertolongan sudah datang.
Draf tulisan saya belum selesai, eh ada EMBA, aplikasi ‘SOS’ karya Yonas Rahendanu yang berhasil menjadi salah satu jawara di ajang bergengsi Djarum Black Apps Competition 2013.
Sebelum menjadi pemenang (masih status finalis), saya memang menjagokan dan berharap betul EMBA bisa menjadi salah satu pemenangnya. Harapan saya tidak berhenti disitu, ada harapan lain yang lebih besar, yaitu aplikasi semacam ini bisa diadopsi oleh pihak-pihak berwajib, seperti Kepolisian, TNI, Pemadam Kebakaran, SAR, Ambulan, dan lain sebagainya.
Akhir kata, selamat buat para pemenang Djarum Black Apps Competition 2013. Kary-karya kalian luar biasa, patut diacungi jempol, dan tentu saja menginspirasi. Semoga akan terus lahir karya-karya fenomal buatan anak bangsa sendiri, paling tidak kita bisa menjadi lebih smart dalam memanfaatkan smartphone.
Discussion about this post