Obat Ampuh Untuk Galau Kronis

ane galau gan
Anda bukan kucing ini ! 😀

Berbicara soal galau menggalau, kali ini saya mencoba ingin berbagi satu pengalaman baik dari diri saya sendiri maupun orang lain yang saya ajak diskusi tentang “obat” yang dirasa cukup manjur untuk menghilangkan rasa galau. 

Kegalauan bisa dibilang persoalan yang (bisa juga disebut penyakit) terlalu mudah untuk menjangkiti setiap hati, mungkin stadiumnya yang paling parah adalah ketika merasa diri tidak berguna lagi. Rasa tidak berguna, tidak ada yang peduli, tidak berarti, dan perasaan sampah inilah yang mudah-mudahan bisa disembuhkan oleh obat-obat yang nanti akan kita bahas.

Sejitu-jitunya obat memang kita kembalikan semua persoalan kepada Allah SWT, dan saya yakin siapapun tahu itu. Tapi masalahnya kadang antara hati (perasaan), pikiran (logika), dan raga (tindakan) tidak singkron (sepakat) untuk benar-benar tawakkaltu alallah (berserah diri kepada Allah). Ini ibarat pepatah :

Untuk meraih sesuatu, fokuslah kepada apa yang ingin dicapai bukan apa yang ingin dilepaskan.”

Kalau yang ingin kita raih adalah sukses meraih prestasi, maka fokuslah kepada prestasi yang ingin dicapai. Bukan kepada ingin melepaskan pesaing-pesaing yang menempel ketat diri kita. Karena persoalan galau ini seringnya dibumbui oleh masalah cinta, maka kurang lebih : kalau ingin berhasil melupakan dia, maka jangan kamu pikirkan kalau kamu sedang melupakan dia.

Benarkah Diri Kita Tidak Berarti dan Tidak Ada yang Peduli ?.

Aslinya, perasaan demikian hanyalah pengaruh syetan yang sudah benar-benar menguasai hati kita. Ini juga yang sering mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri (naudzubillah). Benarkah tidak ada yang peduli ?, atau jangan-jangan justru kitanya sendiri yang sudah tidak peduli kepada orang-orang yang mempedulikan kita ?.

Siapa sosok yang langsung terbayang begitu kita bangun dari tidur, ibu kita atau kekasih kita ?. Tidak perlu dijawab disini, tapi silahkan jujurlah pada diri sendiri dan segeralah runtuhkan pengaruh syetan yang membuat kita merasa tidak ada yang peduli. 

Perasaan tidak peduli terhadap diri kita terbentuk karena pandangan mata, hati, dan pikiran kita sendiri telah dibentuk sesempit mungkin oleh cinta yang semu. Sudut yang sempit itulah yang telah memalingkan pandangan kita, bahwa sebetulnya ada cinta ibu, ayah, kakak, adik, dan sahabat-sahabat kita yang tidak pernah terputus dan selalu ada di samping kita. Masalahnya adalah kita sendiri yang sudah menutup diri untuk mereka.

Yang paling parah lainnya adalah ketika merasa diri sendiri tidak ada lagi harganya (over minder), tidak artinya, dan tidak ada gunanya. Inipun lagi-lagi hanya perasaan sendiri yang menyampahkan diri sendiri. Tidak percaya, cobalah lakukan beberapa langkah berikut : 

Cobalah keluar rumah, jangan biarkan kegalauan semakin menggelinding membentuk bola salju rasa rendah diri berlebih. Cobalah pergi ketempat umum, carilah saudara-sudara kita yang (maaf beribu-ribu maaf) difabel, kemudian bantulah mereka. Kalau ada yang tuna netra, bantulah dia berjalan atau menyebrang. Kalau ada yang berjalan menggunakan kursi roda, bantulah dengan mendorongnya sampai ke tempat tujuannya. Kalau ada yang mengemis kelaparan, ajaklah makan bersama. Semula mungkin akan merasa canggung, malu, dan ragu untuk melakukannya. Tapi, siapapun akan bisa tersenyum setelah melakukannya. Bukan tersenyum karena sombong atau ria, tapi tersenyum pada hati dan pada Allah, seraya menyadari bahwa Anda itu sesungguhnya berguna dan berarti.

Itu terlalu rumit ?

Oke, tanyakan kepada ibu atau ayah kita, atau saudara kita, atau sahabat-sahabat kita. Katakan kepada mereka dengan nada halus dan sunggingan senyuman manis “Ada yang bisa saya bantu ?”. Nikmatilah apa yang dikerjakan, resapilah, rasakanlah dengan penuh keikhlasan. Dan, disitulah kita bisa menyadari bahwa sebetulnya kita ini berguna dan berarti.

Masih belum cukup ?

Pergilah ke markas Palang Merah Indonesia (PMI), lakukanlah donor darah. Mudah-mudahan hasil tes nya memperbolehkan kita untuk mendonorkan darah. Setiap tahunnya, bangsa kita selalu kekurangan stok darah. Di PMI Kota Tangerang saja setiap bulannya dibutuhkan 5.000 kantong darah, sementara yang terealisasi baru 3.500 kantong.

Galau ?, merasa diri dianggap tidak berarti ?, lakukanlah donor darah !. Itu adalah salah satu bukti konkrit kalau Anda sangat berarti. Sepintas mungkin nyeleneh, tapi ini tips yang sangat serius dan sangat logis.

Lalu siapa yang telah membuat diri kita seperti tidak berguna dan berarti ?.

Diri kita sendiri, yang dengan bodohnya mencurahkan seluruh hati dan pikiran kepada sosok yang kadarnya seperti melebihi Allah SWT.

Keskimpulan Sederhana

Kenapa disebut “kesimpulan sederhana” ?, karena memang tulisan ini terlalu singkat untuk menjadi rujukan obat bagi yang sedang merasa galau. Tapi, meskipun singkat mudah-mudahan bisa menjadi penawar yang jitu.

Dari tulisan singkat diatas, bisa disimpulkan kalau obat galau yang lumayan ampuh adalah lakukan tindakan nyata dalam kebaikan. Pada hakekatnya, siapapun yang melakukan kebaikan pasti akan merasa senang. Rasa senang yang tumbuh akan mempupuk diri kita untuk menyambungnya dengan perbuatan baik lagi, serta semakin menyadarkan diri bahwa kita sudah seharusnya untuk bersyukur kepada Allah. Dan, secara tidak langsung mengurangi atau bahkan melupakan persoalan yang membuat kita menjadi galau.

Sama seperti uraian pembuka diatas, solusi yang paling jitu tetaplah tawakal. Ketika masalah datang, Allah tidak meminta kita untuk memikirkan jalan keluar hingga penat dan bertambah stres. Allah hanyalah meminta kita sabar dan shalat, tapi ternyata untuk bisa sabar sendiri seperti begitu sulit buat kita.

[box type=”warning”] “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)[/box]

Sedangkan beberapa langkah diatas tadi adalah salah satu cara untuk memalingkan pikiran dan hati kita dari kegalauan, kemudian menemukan kembali eksistensi Allah yang sepertinya telah kita abaikan, sehingga kita bisa lebih bersyukur dan mendekatkan diri kepada-Nya. Demikian, Semoga bermanfaat.