Solusi Alternatif Jika Google Diblokir di Indonesia

Software Alternatif Microsoft Office Gratis dan Terbaik

Google tengah menjadi perhatian yang kabarnya serius dari Pemerintah Indonesia. Perhatian kali ini bukan soal kerjasama teknologi (seperti Project Loon yang beberapa waktu lalu diteken 3 raksasa operator telekomunikasi di Indonesia dan disaksikan oleh Menkominfo, Rudiantara), melainkan soal pajak. Ya, kabarnya tunggakan pajak Google dalam setahun ditaksir 5,5 triliun (Detik.com: Setahun, Tunggakan Pajak Google Ditaksir Rp 5,5 Triliun). Isu soal pajak Google bukan masalah baru dan tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi sudah menjadi bahasan di berbagai negara. Yang sering dikhawatirkan jika terjadi permasalahan antara perusahaan digital seperti Google dengan pemerintah adalah munculnya isu blokir. Saya dan mungkin Anda merasakan hal yang sama, yaitu khawatir jika Google diblokir pemerintah.

Di samping rasa khawatir, ada juga rasa dilema. Dilema ini sepertinya dirasakan juga oleh pemerintah. Di satu sisi, kita sudah ketergantungan Google dengan segala layanannya, di sisi yang berbeda ada rasa nasionalisme yang seolah mengatakan “Google dapat duit banyak di Indonesia, ya masa Indonesia dapat pemasukan pajak dari Google-nya kecil?”.  

Harapan idealnya Google tetap beroperasi di Indonesia, dan Indonesia juga mendapatkan pemasukan pajak yang “wajar” dari Google. Tapi, bagaimana jika tidak ideal dan terjadilah apa yang kita khawatirkan? Misal, Google enggan mendirikan Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia dan akhirnya benar-benar diblokir oleh pemerintah? 

Sekalipun potensi Google diblokir sangat kecil, tidak ada salahnya bagi kita untuk mencoba berpikir alternatif.

Jika Google Diblokir Pemerintah dan Solusi Alternatif yang Bisa Digunakan

Saya sama berharapnya dengan Anda, yaitu Google tidak sampai diblokir oleh pemerintah, tapi jika itu benar-benar terjadi, kemungkinan besarnya kita harus siap jadi seperti masyarakat Tiongkok yang ternyata masih “bisa hidup” (bahkan tetap berinovasi) meski tanpa Google.

Jika Google sampai diblokir pemerintah, hampir bias dipastikan berbagai layanan Google tidak bisa lagi kita nikmati.

Alternatif Mesin Pencari Google

Ini yang paling pertama. Meski produk Google bukan hanya mesin pencari yang sering disapa “Mbah Google”, nyatanya produk mesin pencari inilah yang jadi top of mind di pikiran kita ketika mendengar kata “Google”. 

Jika Google benar-benar tidak bisa diakses, ada beberapa search engine lainnya yang bisa jadi “gerbang” ke berbagai situs di dunia yang relevan dengan topik yang kita kehendaki. Beberapa situs mesin pencari alternatif Google antara lain:

  1. Bing (Microsoft)
  2. Yandex (Yandex Company)
  3. DuckDuckGo (DuckDuckGo, Inc.)
  4. Ask (InterActiveCorp)
  5. Belua (Belua System Ltd., dimana Jim Gevoadi menjadi salah satu tim-nya)

Alternatif Gmail

Anda (termasuk juga saya) yang menggunakan surat elektornik Gmail harus siap berpusing-pusing ria. Mengingat alamat email cenderung mempunyai sifat permanen. Semakin lama usianya, semakin memiliki sebaran luas dan intensitas penggunaan yang tinggi. Sulit rasanya untuk berfikir soal alternatif. Persoalannya bukan lagi mengenai alternatif, kalau soal alternatif mah banyak. Ada Yahoo Mail, Zoho Mail, Outlook, Lycos, Yandex Mail dan lain-lain.

Belajar dari kemungkinan terjadinya blokir, mungkin kita harus mulai berpikir alternatif dengan membuat email menggunakan domain sendiri (Baca: Cara Membuat Email dengan Domain Sendiri Menggunakan Zoho), kemudian mengalihkan semua komunikasi email secara bertahap menggunakan email baru tersebut. Jika perlu, beritahu kontak email Anda bahwa Anda telah melakukan perubahan alamat email.

Selanjutnya: Alternatif Google Play

Alternatif Google Play

Jika Google diblokir, kekacauan bisa dipastikan terjadi juga di pengguna ponsel Android. Meski Android tetap bisa digunakan tanpa harus memiliki akun Google, kenyataannya ponsel berbasis Android yang dipasarkan di Indonesia tidak disiapkan untuk itu. Lain halnya dengan di Tiongkok, meski Google Play diblokir, ponsel Android di sana tetap memiliki pasar, karena dari awal telah disiapkan untuk digunakan tanpa harus terhubung dengan Google.

Meski tanpa Google Play, masyarakat Tiongkok tetap menikmati berbagai aplikasi menarik mengingat banyaknya pilihan toko aplikasi Android di sana. Antara lain, Baidu App Store, Tencent App Gem, Xiaomi App Store, Huawei App Store, Qihoo 360, Mobile Assistant, Wandoujia, 91 Mobile Assistant, HiMarket dan D.cn.

Dari beberapa toko aplikasi made in China tadi, semuanya berbahasa Mandarin. Bagaimana jika Google Play juga tidak bisa diakses di Indonesia? Berikut ini adalah beberapa toko aplikasi lainnya yang bisa jadi alternatif Google Play.

Berbahasa Inggris

  1. Amazon Appstore
  2. GetJar
  3. F-Droid
  4. Aptoid
  5. SlideMe

Berbahasa Indonesia

  1. Mobomarket
  2. Jalan Tikus
  3. Gudang Aplikasi
  4. TemanDev
  5. WePlay

Alternatif Youtube


Dibeli oleh Google senilai US$1,65 pada tahun 2006, Youtube telah bertransformasi dari sekadar anak perusahaan Google menjadi raksasa situs berbagi video terbesar di dunia. Mulai dilokalisasi ke bahasa Indonesia pada tanggal 14 Juni 2012, di Indonesia sendiri Youtube kini menempati peringkat ketiga versi Alexa.

Youtube tidak hanya jadi mesin uang bagi Google, tapi juga jadi media untuk memperoleh penghasilan bagi para Vloger, termasuk di Indonesia, melalui program profit sharing Google Adsense. Kebayang kan, kalau sampai Google (beserta turunannya) diblokir, tidak hanya penikmat konten-konten Youtube yang kelabakan, tapi juga akan banyak content maker yang kehilangan sumber penghasilan. Setidaknya sampai ada situs alternatif yang benar-benar bisa menyediakan program sejenis.

Meski belum ada yang sebesar Youtube, tapi jika Youtube bernasib sama dengan Vimeo, mungkin situs-situs berbagi video berikut ini bisa jadi alternatif.

  1. DailyMotion
  2. ZipCast
  3. MetaCafe
  4. AOL On
  5. Veoh

Selain 5 situs alternatif Youtube di atas, sebetulnya ada situs alternatif yang “lebih Indonesia” dan sepertinya bakal ketiban untung jika Youtube diblokir, yaitu Vidio.com besutan EMTEK Grup.

Alternatif Google Maps

Produk Google terfavorit lainnya adalah Google Maps. Google terus mengembangkan Google Maps menjadi lebih dari sekadar situs pemetaan. Selain sebagai layanan pemetaan, Google Maps telah menjadi navigator sekaligus direktori bisnis terbesar di dunia yang terintegrasi dengan layanan Google My Business.

Tidak terlalu sulit sebetulnya untuk mendapatkan alternatif lain dari Google Maps, hanya saja memang belum ada yang memiliki fitur selengkap Google Maps, terutama untuk layanan Street View dan area pemetaan di Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa alternatif untuk Google Maps:

Pemetaan:

  1. Bing Maps
  2. Yahoo Maps
  3. Wikimapia
  4. Yandex Maps
  5. Mapquest

Direktori

  1. Street Directory
  2. Yandex Maps
  3. Wikimapia

Navigasi

  1. HERE
  2. Waze

Selanjutnya: Alternatif Blogspot

Alternatif Blogspot


Menurut situs BuiltWith (Baca: CMS usage in Indonesia), penggunaan Blogspot (Blogger.com) sebagai Content Management System (CMS) di Indonesia mencapai 33%. Angka ini diukur berdasarkan ekstensi domain .ID. Melihat banyaknya jumlah pengguna Blogspot, bisa dipastikan bukan hanya Vlogger yang akan kelabakan, ribuan blogger pun tidak bisa menuangkan tulisannya lagi di Blogger.com jika Google benar-benar sampai diblokir di Indonesia.

Jika dilihat dari situs BuiltWith tadi, dari 33% berarti ada sekitar 67% yang menggunakan CMS lain. Ini artinya, masih ada alternatif media blog selain Blogspot. Beberapa media tersebut antara lain:

  1. WordPress
  2. WordPress (Self Hosted)
  3. Medium
  4. Tumblr
  5. Ghost
  6. Weebly

Di Indonesia sendiri ada beberapa media blog, antara lain Kompasiana, Blog Detik dan Indonesiana.

Alternatif Google Drive


Google Drive merupakan layanan penyimpanan berbasis awan (Cloud Storage) yang disediakan secara cuma-cuma oleh Google. Memberikan batasan kapasitas 15GB per pengguna, Google Drive menawarkan kemudahan, kecepatan dan keamanan penyimpanan berbagai jenis data secara online meliputi dokumen, gambar, video, audio dan lain-lain.

Google Drive dapat diakses dari berbagai media; ponsel, laptop dan desktop, serta terintegrasi dengan layanan pengolah dokumen secara online, seperti Google Docs, Google Sheets, Google Slides, Google Forms, Google Drawing, Google MyMaps dan berbagai aplikasi pihak ketiga.

Untuk Google Drive, sebetulnya tidak terlalu masalah. Yang perlu Anda lakukan (jika Google diblokir) adalah  mencadangkan (unduh) data Anda dari Google Drive dan memindahkannya ke layanan sejenis. Salah satu layanan sejenis yang sangat mendekati fungsinya adalah OneDrive dari Microsoft. OneDrive menawarkan kuota penyimpanan gratis sebesar 5GB dan terintegrasi dengan Microsoft Word, Excel, PowerPoint dan OneNote secara online, baik di desktop, web, maupun ponsel Anda.

Jika Anda menggunakan Google Drive hanya benar-benar untuk penyimpanan, Anda bisa memilih MEGA yang menawarkan kapasitas penyimpanan gratis sebesar 50GB.

-oOo-

Itulah 7 produk Google (beserta alternatifnya) yang jika Google diblokir oleh pemerintah Indonesia akan sangat terasa dampaknya. Sebetulnya masih banyak produk Google lainnya. Hanya saja, saya menyimpulkan 7 produk tersebut yang paling sering kita gunakan. 

Langkah paling praktis jika aksesnya benar-benar diblokir adalah gunakan VPN! 😀