Permintaan Maaf Hakim Daming Belum Cukup

Ungkapan maaf seorang hakim Daming Sanusi serasa belum lengkap kalau ia tidak mundur dari pencalonannya sebagai calon Hakim Agung (‘Agung’ boooo…. ‘Agung’ !!!). Lebih pas lagi kalau dia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Hakim (Kepala Pengadilan Tinggi, pulak !!!).

Daming Sanusi. Photo by TEMPO/Imam Sukamto

Kalau dia tidak mundur dari pencalonan tersebut, ada kesan seolah tangisan maafnya hanyalah ‘tangisan buaya’ agar langkah dia jadi Hakim Agung tidak kandas. Padahal, candaan spontanitas yang mengatakan “pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati” menunjukan rendahnya tingkat kepekaan dia terhadaap rasa keadilan hukum. Kitapun ragu, apakah dia bisa memutus suatu perkara dengan adil ?. Apalagi jika perkara tersebut adalah kasus pemerkosaan.

Satu hal lagi jangan lupa, anggota Komisi Hukum yang malah tertawa atas candaan kebablsasan ‘ala Daming tersebut menegaskan kalau mereka tidak ada bedanya dengan Daming. Nyaris tidak ada yang mencela.

Mungkin, inilah gambaran yang mempertegas bahwa pejabat di Indonesia memiliki kualitas moral yang rendah.