7 Rahasia Jualan Bakso dan Mi Ayam Ini Ternyata Jarang Disadari!

Seberapa penting 7 rahasia jualan bakso dan mi ayam ini? Begini. Kalau umpamanya saya menjalankan usaha jualan bakso dan mi ayam, maka 7 rahasia ini pasti akan saya aplikasikan. Tapi kalau saya hanya (tetap) sebagai konsumen saja, maka 7 rahasia ini adalah nilai tambah. Penting banget dong ya?

Rahasia Jualan Bakso dan Mi Ayam

Bagi siapapun Anda yang sedang atau akan menjalankan usaha makanan sejuta umat ini, kali ini saya akan buka-bukaan rahasia “naik level” yang saya rangkum, yaitu rahasia jualan bakso dan mi ayam dari berbagai kedai bakso dan mi ayam yang konon “juara” di para penikmatnya.

Bagi saya, menikmati bakso dan mi ayam bukan hanya soal rasa, karena meski lidah tak bisa bohong, faktor like or dislike bisa mempengaruhi penilaian selera. Contoh (cuma contoh loh ya), bagi sebagian orang pakai kecap itu nikmat, tapi bagi saya, mohon maaf, kecap merusak rasa. Ya begitulah selera.

Hal lain yang sering saya perhatikan ketika mencicipi bakso atau mi ayam di kedai-kedai yang katanya juara atau terkenal, adalah soal bagaimana mereka bisa pada level tersebut. Oleh karena itu, di sini saya tidak akan buka-bukaan soal resep. Tapi, sedikit menyinggung ke hal-hal yang bisa mempengaruhi rasa, nanti akan tetap kita ulas.

Baik, ini dia 7 rahasia jualan bakso dan mi ayam yang penting, sederhana, tapi jarang diketahui atau disadari.

Gunakan saus yang bermerek. Terserah apapun mereknya!

Memang, harga saus bermerek semacam Belibis, Del Monte, ABC, Indofood dan Cap Jempol sedikit lebih mahal dari saos botolan yang harganya tidak sampai 15 ribuan dan banyak digunakan oleh pedagang bakso dan mi ayam. Tapi, ketika Anda memutuskan menggunakan saus-saus yang lebih terjamin kualitasnya, itu adalah nilai tambah (value added) yang bisa jadi nilai utama.

Bayangkan, di spanduk jualan Anda bisa menambahkan tulisan “Sausnya Saja Bermerek!” untuk menggiring kepercayaan pelanggan atas kualitas dan higienitas jualan Anda. “Apalagi baksonya?” kurang lebih begitu opini yang bisa terbangun di benak pelanggan.

Kalau jualan bakso tanpa mi ayam, coba deh sediakan mi instan

Bukan hanya bakso Cuangki yang cocok dengan mi rebus. Bakso sapi pun bisa jadi tandem yang dahsyat ketika disajikan dengan mi rebus. Anda bisa menjadikan ketersediaan mi instan sebagai nilai tambah, atau bahkan bagian dari jualan pokok yang artinya harus ada untung dari setiap mi yang direbus. Lagi-lagi terserah, apapun mereknya, mau Indomie atau Mi Sedap, atau mungkin Bakmi Mewah sekalian. Yang jelas, masing-masing merek ada segmen dan penikmatnya.

Gunakan apron dan kurangi sentuhan tangan langsung

Maaf, saya tidak bermaksud menjadi orang yang tiba-tiba sok higienis, tapi ini adalah tentang upaya meyakinkan pelanggan yang mungkin justru lebih super higienis dari kita.

Penggunaan apron dapat memberi kesan jika Anda adalah penjaja kuliner yang profesional, selain dari fungsi apron itu sendiri yang dapat melindungi pakaian dari cipratan bumbu dan noda.

Soal sentuhan tangan, Anda bisa mengantisipasinya dengan menggunakan sarung tangan plastik, atau bahkan menggunakan capitan makanan.

Sambal rawit yang apa adanya, benar-benar murni cabai

Tidak semua orang menyukai saus, ada yang memilih cukup sambal rawit saja. Dengan satu alasan; hanya butuh pedas, tidak rasa lainnya.

Ya, pada dasarnya ketika orang memilih sambal rawit yang diulek atau diblender, mereka hanya membutuhkan sensasi pedas. Tidak ingin ada tambahan rasa lain seperti gurih atau asin yang justru bisa dianggap merusak rasa.

Menambahkan bumbu pada sambal rawit bisa merusak rasa dari bakso atau mi ayam racikan Anda. Cobalah untuk mempertimbangkan sambal cabai rawit yang apa adanya, bahkan tidak perlu juga pakai digoreng, agar bakso dan mi ayam Anda tetap segar. Ingat, seberapapun pedasnya rasa enaknya harus tetap sama.

Rahasia jualan bakso dan mi ayam yang sepele tapi penting lainnya: Bawang goreng yang dibuat sendiri

Jika selama berjualan bakso atau mi ayam ini Anda menggunakan bawang goreng instan, beli jadi di pasar, sebaiknya harus benar-benar dipikirkan ulang untuk menggorengnya sendiri. Bawang goreng instan biasanya sudah tidak otentik lagi rasanya, karena ada campuran lain seperti tepung. Beda jauh rasanya dengan bawang goreng yang digoreng sendiri.

Selain untuk menjaga rasa bowang goreng yang wangi dan rasanya natural, penggunaan bawang goreng yang dibuat sendiri adalah salah satu upaya Anda dalam menjaga kualitas rasa. Jangan sampai rasa bakso dan mi ayam yang rahasia racikannya dijaga sedemikian rupa harus rusak hanya gara-gara bawang goreng instan yang rasanya tidak lagi otentik.

Jangan pelit sama caisim alias sawi hijau

Caisim atau sawi hijau adalah pelengkap yang tidak untuk sekadar ada. Keberadaannya dapat memberikan rasa segar pada mi ayam atau bakso. Apalagi jika tidak terlalu matang, rasa renyahnya dapat menambah sensasi nikmat.

Jika selama ini Anda hanya memberi satu helai daun Caisim, cobalah untuk menambahnya jadi 2 atau 3. Oh iya, untuk membuatnya tidak terlalu matang, jangan lupa, rebus Caisimnya belakangan.

Pahami selera masakan ayam masyarakat sekitar

Konon, orang Jawa lebih suka yang manis-manis. Sedangkan orang Sunda lebih suka yang agak asin, gurih dan pedas. Ini bukan tentang rasis, tapi tentang bagaimana menghadirkan olahan ayam yang pas untuk mi ayam yang dipasarkan di daerah tertentu.

Persepsi ini dapat dijadikan pendekatan sebagai strategi bisnis mi ayam di daerah tertentu. Anda bisa memilih ayam kecap, ayam rica-rica, ayam bumbu kunyit, atau olahan ayam lainnya yang lebih sesuai dengan lidah masyarakat sekitar.

Itulah 7 rahasia jualan bakso dan mi ayam yang semoga bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Khsususnya bagi yang menjalankan usaha di bisnis bakso dan mi ayam. Oh iya, jangan lupa, daftarkan juga bisnis kamu di direktori bisnis lokal Google My Business.