Sesampainya di bandara Depati Amir, saya dan rombongan Kelas Blogger sudah tidak sabar ingin segera menjelajah keelokan Pesona Pangkalpinang di “Negeri Serumpun Sebalai” Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Destinasi pertama yang kami tuju adalah Warung Mie Koba “Pak Iskandar” yang berlokasi di Jl. Kenanga, Koba, Kab. Bangka Tengah.
Butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan bagi kami untuk tiba di Warung Mie Koba yang sudah sangat terkenal dan sering menjadi buruan utama para wisatawan penikmat kuliner ketika berkunjung ke Bangka Belitung.
Sajian kuliner berbahan dasar mie sangat umum bagi masyarakat Bangka Belitung, mengingat sejarahnya yang tidak terlepas dari kedatangan para pekerja tambang timah dari Tiongkok.
Di Bangka Belitung sendiri terdapat berbagai varian kuliner berbahan dasar mie, dimana Mie Koba merupakan salah satu varian mie yang sangat populer karena rasanya yang memang gurih dan segar.
Diracik pertama kali oleh Pak Iskandar, Mie Koba dibuat dari bahan alami, sehingga citarasanya berhasil dihidangkan dengan sangat otentik. Yang membuat Mi Koba terasa sangat gurih adalah kuahnya yang mengandung kaldu ikan tenggiri. Kuah kaldu ikan tenggiri diolah secara tradisional dan sangat hati-hati. Dimulai dari ikan tenggiri pilihan yang masih segar direbus sampai matang, ditiriskan, kemudian dibersihkan kulit dan durinya. Daging ikan kemudian dihaluskan untuk selanjutnya ditumis dengan berbagai racikan bumbu.
Meski menggunakan kaldu ikan tenggiri, tidak ada bau amis yang menyengat. Begitu kuahnya kita seruput, selain gurih, rasa yang muncul di lidah adalah segar dan nikmat. Ini tidak terlepas dari kepiawaian sang peracik yang berhasil memberikan sensasi segar dengan tambahan jeruk. Eit, jeruknya tentu bukan sembarang jeruk, orang Bangka mengenalnya dengan sebutan Jeruk Kunci.
Konon, Jeruk Kunci ini hanya tumbuh dan bisa ditemukan di beberapa bagian wilayah Sumatera, termasuk salah satunya adalah Kepulauan Bangka Belitung. Penggunaan Jeruk Kunci pada makanan menjadi salah satu ciri khas masyarakat Bangka dalam mengolah makanan. Jadi, jangan heran kalau selalu ada ‘sentuhan’ jeruk pada sebagian besar citarasa kulinernya, khususnya yang berbahan dasar hasil laut (seafood).
Untuk menambah rasa nikmat pada seporsi Mie Koba, pengelola Warung Mie Koba telah menyediakan beberapa telur rebus di atas meja yang bisa kita santap dengan lahap bersama Mie Koba.
Soal harga, Mie Koba ini sangat ramah di kantong. Tidak sampai 20 ribu untuk per porsinya dan itu sudah termasuk telur rebus. Warung Mie Koba di Bangka Tengah ini sudah melayani para pelanggannya lebih dari 25. Setiap harinya buka dari pukul 08.00 sampai pukul 22.00.
Usai lahap menyantap Mie Koba, saya dan rombongan Kelas Blogger bersiap menuju ke destinasi selanjutnya yang kaya akan sejarah, yaitu Giri Sasana Bukit Menumbing, Muntok, atau yang dikenal juga dengan Pesanggrahan Menumbing, tempat dimana para pendiri bangsa seperti Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta dan Agus Salim diasingkan pada agresi militer II Belanda(19 Desember 1948- Juli 1949).
Discussion about this post